Mengenai Leptospirosis !!
Penyakit leptospirosis
merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh strain leptospira.
Penyakit ini paling sering ditularkan dari hewan ke manusia ketika orang
dengan dengan luka terbuka dikulit melakukan kontak dengan air atau
tanah yang telah terkontaminasi air kencing hewan, bakteri juga dapat
memasuki tubuh melalui mata atau selaput lendir. Hewan yang umumnya
menularkan infeksi kepada manusia adalah tikus, musang, opossum, rubah,
musang kerbau, sapi atau binatang lainnya. Karena sebagian besar di
indonesia penyakit ini ditularkan melalui kencing tikus, leptospirosis
popular disebut penyakit kencing tikus. Meskipun lebih umum didaerah
tropis, daerah perkotaan non-tropis dengan tingkat sanitasi rendah juga
menemui lebih banyak kasus, terutama selama bulan-bulan musim panas dan
musim gugur. Sebagian besar daerah perkotaan yang terkena merupakan
kota-kota besar di negara berkembang.
Jenis Leptospirosis
Ada dua jenis utama leptospirosis
- Leptospirosis ringan – Pasien mengalami nyeri otot, mengigil dan mungkin sakit kepala. 90% dari kasus leptospirosis tergolong jenis ini.
- Leptospirosis berat –
Dapat mengancam jiwa. Ada resiko kegagalan organ dan pendarahan
internal. Jenis leptospirosis ini terjadi ketika bakteri menginfeksi
ginjal, hati dan organ utama lainnya.
Gejala Leptospirosis
Biasanya muncul tiba-tiba sekitar 7
sampai 14 hari setelah seseorang terinfeksi, dan dalam beberapa kasus,
tanda dan gejala tersebut mungkin muncul sebelum atau sesudahnya,
seperti :
- Mengigil disertai batuk
- Diare dan sakit kepala bisa datang tiba-tiba.
- Demam tinggi
- Nyeri otot, khususnya punggung bawah dan betis
- Mual dan hilangnya nafsu makan
- Mata merah dan iritasi
- Nyeri kulit
Penyebab Leptospirosis
Leptospira yaitu golongan bakteri yang
dapat hidup dalam tubuh tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing dsb.
Mereka mendiami ginjal dan dikeluarkan ketika hewan tersebut buang air
kecil, dan menginfeksi tanah atau air. Kontaminasi tersebut dapat
bertahan dalam tanah atau air selama berbulan-bulan.
Cara Penularan Leptospirosis
Diindonesia, penularan paling sering
melalui tikus. Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk kedalam
tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata
dan hidung. Bisa juga melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
setitik urin tikus yang terinfeksi leptospira, kemudian dimakan dan
diminum manusia.
Diagnosa Leptospirosis
Pada tahap awal, leptospirosis ringan
akan sulit untuk didiagnosa, karena gejalanya mirip dengan flu dan
infeksi umum lainnya. Prosedur diagnostik flu biasanya tidak baik untuk
mengidentifikasi leptospirosis. Bila ada kemungkinan leptospirosis
berat, barulah tes diagnostik yang ditargetkan baru dilakukan. Dokter
mungkin akan bertanya apakah pasien pernah berenang disebuah danau,
kolam, kanal atau sungai.
Pencegahan Leptospirosis
Para ahli mengatakan bahwa untuk
mencegah leptospirosis, mereka yang rutin melakukan aktivitas di air
tawar harus memastikan bahwa setiap luka dikulit harus ditutupi dengan
berpakaian tahan air (juga untuk melindungi terhadap infeksi lain,
seperti hepatitis A atau giardiasis). Setelah berenang didaerah air
tawar, harus mandi secara menyeluruh.
Dimana Leptospirosis Terjadi?
Leptospirosis lebih umum terjadi
didaerah tropis, tetapi juga dapat terjadi dipemukiman miskin
dikota-kota besar negara berkembang yang tidak berada didaerah tropis.
Ketika kasus leptospirosis terjadi, biasanya cenderung bersifat
sporadis. Leptospirosis merupakan penyakit global, tetapi lebih sering
terjadi pada daerah tropis dan subtropics, karena bakteri tumbuh subur
dilingkungan panas dan lembab.
Faktor risiko
Faktor ? faktor risiko terinfeksi kuman leptospira, bila kontak langsung / terpajan air dan rawa yang terkontaminasi yaitu:
Kegiatan
yang memungkinkan kontak dengan lingkungan tercemar kuman keptospira,
misalnya saat banjir, pekerjaan sebagai tukang kebun, petani, pekerja
rumah potong hewan, pembersih selokan, pekerja tambang, mencuci atau
mandi di sungai/ danau, dan kegiatan rekreasi di alam bebas serta
petugas laboratorium.